Rabu, 11 Mei 2016

Asmaa-ul Husnaa Memantapkan Tauhid



MEDIA DAKWAH DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“AMANU






Asmaa-ul Husnaa Memantapkan Tauhid







OLEH:
 DR. KH. AHMADI H. SYUKRAN NAFIS, MM
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banjarmasin (2009 s.d 2015)
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barito Kuala (2015 s.d sekarang)
Sekretaris Komisi Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel
Pembimbing Majelis Taklim Ahlus Sunnah Waljamaah, Kantor Kemenag. Kota Banjarmasin,
Pimpinan/ Pembimbing Majelis Taklim Ahmadi Syukran Nafis Al-Banjari DR KH MM – Nurul Aida Hj. SE., MM (MT AMANU) Handil Bakti, Kab. Barito Kuala – Kota Banjarmarin
Kalimantan Selatan


Pendahuluan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدّنيا والدّين. والصّلاة والسّلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وأصحابه أجمعين. اشهدأن لاإله إلاّ الله وحده لاشريك له ألملك الحق المبين.
وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله صادق الوعدالأمين.
اللهمّ صلىّ وسلّم وبارك على سيّدنا محمد وعلى ال سيّدنا محمّد وعن كلّ صحابة رسول الله أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أمّا بعد .

Yang Mulia; Para Alim Ulama, umara, guru-guru agama, ustadz- ustadzah,bapak-bapak, Ibu-ibu, saudara-saudaraku, anak-anaknda, cucu-cucunda; para santri, pelajar, mahasiswa dan generasi muda serta muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadhirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian.
Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga beliau, dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan ketetapan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Dan sebagai bukti kita ber-iman dan bertakwa adalah dengan melaksanakan perintah Allah SWT  dan  Rasul-Nya, serta menjauhi larangan-Nya.
Dalam akidah Islam, mengenal Asmaaul Husnaa adalah satu keharusan, karena setiap berdoa dan beribadah kepada Tuhan harus menyebut nama-nama tersebut, misalnya: Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Rabbal Alamin, dan seterusnya.
99 Asmaaul Husnaa adalah nama-nama Allah yang baik, mulia dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan kebesaran dan kekuasaan Allah, sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya. Bagi umat muslim, mengenal Allah adalah dengan mempelajari sifat-sifat Allah dan 99 nama Allah SWT.



Pengertian Asmaaul Husnaa

Kata Asmaaul Husnaa berasal dari bahasa arab Al-Asmaau yang berarti nama-nama, beberapa nama dan al-Husnaa yang berarti yang baik, yang indah. Menurut istilah, Asmaaul Husnaaberarti nama-nama yang indah bagi Allah swt. Asmaaul Husnaa hanya pantas dimiliki Allah swt, sesuai kebesaran dan keagungan-Nya. Walaupun ada manusia yang mempunyai nama seperti Asmaaul Husnaa, namun hal itu hanyalah kesamaan nama saja. Asmaaul HusnaaAllah sempurna, sedangkan nama-nama baik manusia sangat banyak kelemahannya, tidak sesuai dengan keadaannya.

Sejarah Diturunkannya Ayat tentang Asmaaul Husnaa
Di dalam kitab asbabunnuzul diterangkan bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. melakukan shalat di Mekah dan berdoa dengan kata-kata, "Ya Rahman, Ya Rahim". Doa tersebut terdengar oleh sebagian kaum musyrikin. Kala itu berkatalah mereka, "Perhatikan orang yang murtad dari agamanya! Ia melarang kita menyeru 2 Tuhan, dan dia sendiri menyeru 2 Tuhan". Dengan adanya
ucapan mereka itu, turunlah ayat sebagai berikut.
Artinya
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara ke
dua itu".(Q.S. Al-Isra/17:110).
Menurut ayat di atas, kaum musyrikin mengira bahwa Rasulullah saw, menyebut nama Allah dan Ar-Rahman karena mereka tahu bahwa di Yamamah ada orang yang bernama Rahman. Dengan turunnya Q.S. al-Isra ayat 110 di atas, berarti dugaan mereka telah dibantah. Pada ayat yang lain, Allah SWT  berfirman sebagai berikut:
Artinya :
“Hanya milik Allah Asmaaul Husnaa (nama-nama yang baik), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaaul Husnaaitu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya . Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. Al-A’raf/7:180).
Ayat di atas memberi pengajaran kepada kita agar menyebut nama Allah dengan nama keagungan-Nya, yakni Asmaaul Husnaa. Terhadap orang-orang musyrik yang menyalahartikan Asmaaul Husnaa, kita disuruh untuk membiarkan saja karena Allah sendiri yang akan memberi balasan terhadap perbuatan mereka di hari akhir kelak.
Asmaaul Husnaa Memantapkan Tauhid

Asmaaul-Husnaa” adalah nama-nama Allah SWT  yang paling baik, paling luas, dan paling dalam pengertiannya. (Kemenag RI., 2012, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 3, Hal. 530).
”Asmaaul-Husnaa” (nama-nama Allah SWT) adalah sifat-sifat Allah SWT, yang berdasarkan Al-Qur’an dan hadits. (Kemenag RI., 2012, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 3, Hal. 534)
Memahami dan membaca Asmaaul-Husnaa, nama-nama yang paling agung bagi Allah SWT, merupakan upaya untuk memantapkan tauhid kepada Allah SWT, mengesakan Allah SWT,  tidak mempersekutukan Allah SWT dengan yang lainnya.
Dengan banyak membaca Asmaaul-Husnaa menjadikan kita menghayati dan meresapkan dalam diri kita akan akidah Islam, bahwa hanya Allah SWT yang sifat-sifat dan nama-nama yang paling baik dan paling agung, dan tidak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia atau makhluk ciptaan Allah SWT.
Sebaliknya, kita merasa rendah, karena hanya Allah lah Yang Maha Agung, Yang Maha Tinggi. Kita merasa tidak berdaya, tidak kuasa, karena hanya Allah lah Yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki Kebesaran, dan Yang Maha Kaya.

Firman Allah SWT.:

 “Hanya milik Allah asmaa-ul husna (Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya (*), nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Q.S. Al-A’raf (7): 180

Menurut ahli tafsir, maksud dari kalimat: “tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya [*], adalah: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah.

Dengan demikian, maka memantapkan keyakinan kita, bahwa hanya kepada Allah SWT sajalah kita menyembah dan hanya kepada Allah SWT kita memohon pertolongan, sebagaimana do’a yang setiap hari kita ucapkan dalam shalat dan di luar shalat, yakni Al-Qur’an Surah Al-Fatihah (1) Ayat 5.

 “Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan”. Q.S. Al-Fatihah (1): 5

Bagaimanakah hubungannya ”Asmaaul-Husnaa dan tauhid ?

Hubungan antara ”Asmaaul-Husnaa dan tauhid adalah, dengan menyebut Asmaaul-Husnaa, nama-nama yang paling baik bagi Allah SWT memantapkan tauhid kepada Allah SWT. Karena kita yakin bahwasanya hanya Allah lah Tuhan yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan, yang mempunyai sifat-sifat yang paling agung, yang paling baik. Tidak ada tuhan lain selain Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Oleh karena itu, dengan kita menyebut-nyebut Asmaaul-Husnaa, nama-nama yang paling baik bagi Allah SWT sebagai upaya dzikir kepada Allah SWT, ingat kepada Allah SWT, memantapkan tauhid kepadaAllah SWT, dan dapat pula secara bersama-sama berdzikir kepada Allah SWT dengan menyebut kalimah tauhid ”Laa ilaaha illallaah”.

Firman Allah SWT.:

22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Q.S. Al-Hasyr (59): 22
23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Q.S. Al-Hasyr (59): 23

uqèd ª!$# ß,Î=»yø9$# äÍ$t7ø9$# âÈhq|ÁßJø9$# ( ã&s! âä!$yJóF{$# 4Óo_ó¡ßsø9$# 4 ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( uqèdur âƒÍyèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇËÍÈ  
24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Q.S. Al-Hasyr (59): 24

Kenapa Kita Dianjurkan Berdo’a Dengan Menyebut Asmaaul-Husnaa?

            Sebagai umat Islam kita diperintahkan untuk berdo’a dengan menyebut nama-nama Allah SWT yang paling baik, yakni Asmaaul-Husnaa, agar kita selalu ingat kepada Allah SWT dan keimanan kita kepada Allah SWT semakin bertambah hidup dan subur dalam jiwa kita.

Firman Allah SWT.:

 “Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya [*] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". Q.S. Al-Isra (17): 110

[*] Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum.
Dengan menyebut nama-nama Allah SWT yang paling baik, sifat-sifat Allah yang paling agung, maka tentunya kita mengharapkan agar semua do’a-do’a kita dapat segera terkabul.
Karena kita sebagai hamba Allah SWT., hanya meminta kepada-Nya, maka kita merasa yakin bahwwa Allah SWT akan mengabulkan do’a dan permintaan kita, dengan kita selalu menyebut pujian-pujian dan dzikir kepada Allah SWT.

Contoh Asmaaul-Husnaa dalam Al-Qur’an

Dalam Al-qur’an Surah Al-Fatihah ayat 1-4: Puji-pujian dan Asmaaul-Husnaa :

1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

2. segala puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].

[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.

“Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru [*] dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja”. Q.S. Thaaha (20): 108

[*] Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah Malaikat yang memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah.

“Pada hari itu tidak berguna syafa'at [*], kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.” Q.S. Thaaha (20): 109

[*] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.

Asmaaul-Husnaa : 99 Nama-nama Allah SWT

            Adapun mengenai bilangan Asmaaul-Husnaa” (nama-nama Allah SWT yang paling baik) berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW  adalah sebanyak 99, sebagaimana hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.
“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, seratus kurang satu, barang siapa menghafalnya masuklah dia ke dalam surga”. ( Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim ).

99 Nama-nama Allah SWT. :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar







Penutup

Akhir kalam; Mohon maaf dan mohon ke-relaan-nya kepada semua pihak, atas hal-hal yang kurang berkenan dan atas partispasinya dalam penerbitan media ini. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa kita, kedua orang tua kita dan guru-guru kita serta menerima semua amal ibadah kita. Amin. Terimakasih.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ




Reference

Kementerian Agama RI., 2011, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Dirjen Bimas Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, PT. Adhi Aksara Abadi Indonesia.
Kementerian Agama RI., 2012, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta, Dirjen Bimas Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, PT. Senergi Pustaka Indonesia.
Jalaluddin Al-Mahalli, Jalaluddin As-Sayuti, Penterj: Bahrun Abu Bakar,Lc., 2013, Tafsir Jalain, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
Samsul Munir Amin, Drs., MA., (Pengantar Said Agil Siradj, Prof. DR. KH. MA.), 2012, Ilmu Tasawuf, Jakarta, Amzah.
Sri Mulyani, DR. Hj., MA., 2010, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah dengan Referensi Utama Suryalaya, Jakarta, Kencana Prenada Media Group. 
Tim, 2005, Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Tim, Inseklopedi Al-Qur’an-Tematis, Jakarta, PT. Kharisma Ilmu.
Kurniawan, alumni Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Sosiologi Agama, SulukSuryalayaTarekatTarekat Qodiriyah wa NaqsabandiyahTasawuf
https://www.facebook.com/notes/motivasi-dan-inspirasi-sukses-islami/99-nama-allah-swt-asma-ul-husna/419046274821140

Tidak ada komentar:

Posting Komentar