MEDIA DAKWAH
DAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“AMANU“
GEMAKAN
AL-QUR’AN-SHALAT-DZIKIR
DAN SHALAWAT
Wujud Cinta Kepada Allah SWT &
Rasullulah SAW
OLEH:
DR. KH.
AHMADI H. SYUKRAN NAFIS, MM
Pendahuluan.
Yang Mulia; Para Alim Ulama,
umara, guru-guru agama, ustadz- ustadzah,bapak-bapak, Ibu-ibu,
saudara-saudaraku, anak-anaknda, cucu-cucunda; para santri, pelajar, mahasiswa
dan generasi muda serta muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita
panjatkan puji dan syukur ke hadhirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita sekalian.
Salawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para
sahabat, keluarga beliau, dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Mudah-mudahan
Allah SWT memberikan ketetapan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Dan
sebagai bukti kita ber-iman dan bertakwa adalah dengan melaksanakan perintah
Allah SWT dan Rasul-Nya, serta menjauhi larangan-Nya.
Sebagai hamba Allah SWT. dan umat Nabi Muhammad SAW hendaknya
kita selalu mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, diantara perintah dan
anjuran agama kita adalah menggemakan Al-Qur’an,
Shalat, dzikir dan shalawat.
Dengan menggemakan Al-Qur’an, shalat, dzikir dan
salawat, kita harapkan akan hadirnya
ketenangan jiwa, baik pada diri pribadi maupun ketenangan dalam masyarakat luas,
sehingga dengan demikian tidak terjadi perpecahan atau saling menyalahkan baik
perorangan atau secara golongan. Para
guru-guru agama di Madrasah, ustadz-ustadzah hendaklah menjadi pelopor
untuk memupuk dan membentuk pribadi para murid yang berbudi pekerti mulia
dengan membiasakan agar selalu menggemakan Al-Qur’an, shalat, dzikir dan
salawat.
Syair Gemakan Al-Qur-an
Shalat Dzikir Dan Salawat
(Ciptaan: Ust. H. Ahmadi
H. Syukran Nafis)
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat, Al-Qur’an
Shalat Dzikir Salawat
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat, Al-Qur’an
Shalat Dzikir Salawat
Baca al-qur’an di dalam shalat
Baca al-qur’an di luar shalat
Mendengar pun mendapat rahmat
Hafal al-qur’an bawa safaat
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat, Al-Qur’an
Shalat Dzikir Salawat
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat,
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat
Ikhlas dan taat kita perbuat
Jujur dan Syukur kita
perkuat
Kepada Tuhan menjadi dekat
Kepada Rasul mohon safaat
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat, Al-Qur’an
Shalat Dzikir Salawat
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat, Al-Qur’an
Shalat Dzikir Salawat
Mohon ampunan hindari maksiat
Tinggalkan dosa hindari munkarat
Berbuat baik setiap saat
Jalan yang lurus jangan tersesat
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat, Al-Qur’an
Shalat Dzikir Salawat
Al-Qur’an Shalat Dzikir Salawat, Al-Qur’an
Shalat Dzikir Salawat
Gemakan Al-Quran, Shalat, Dzikir, Dan Salawat
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al- Ankabut, ayat 45:
Artinya:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu
Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Ankabut: 45).
Al-Qur-an adalah pedoman hidup untuk kebahagiaan
manusia dunia dan akhirat, petunjuk kepada jalan yang lurus, obat bagi penyakit
hati manusia, penyubur keimanan dan fungsi-fungsi kebaikan lain yang dibutuhkan
oleh umat manusia. Coba kita perhatikan firman-firman Allah SWT, berikut ini:
Artinya:
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (QS. al-Israa:
9).
Artinya:
Dan
Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian (QS. al-Israa’: 82).
Artinya:
(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS.
ar-Ra’du:28).
Artinya:
dengan membaca dan merenungkan al-Qur-an segala kegalauan dan kegundahan
dalam hati mereka akan hilang dan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan bahkan
tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan
bagi hati manusia melebihi bacaan al-Qur-an.
Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:
Artinya:
Allah
berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu
menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk
daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka (QS. Thaahaa: 123).
Ibnu
‘Abbas berkata: “Allah memberikan jaminan bagi orang yang membaca
al-Qur-an dan mengamalkan kandungannya bahwa dia tidak akan tersesat di dunia
dan tidak akan celaka di akhirat (kelak)”.
Pemimpin Keluarga Agar Memotivasi
Anggota Keluarganya Untuk Gemar Dan Tekun Membaca Al-Quran
Seorang
pemimpin keluarga berkewajiban untuk mengajak anggota keluarganya mengerjakan
kebaikan dan ketaatan kepada Allah , terutama ketika mereka berada di rumah,
termasuk yang paling utama di antaranya adalah memotivasi mereka untuk gemar
dan tekun menggemakan ayat-ayat Al-Qur-an
di rumah. Allah mengingatkan kewajiban ini dalam firman-Nya:
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS at-Tahriim:6).
Ali bin
Abi Thalib ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata: “(Maknanya):
Ajarkanlah kebaikan untuk dirimu dan keluargamu”.
Syaikh
Abdurrahman as-Sa’di berkata: “Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan
mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya, serta bertobat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan
dan siksa-Nya. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka) adalah
dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka (syariat Islam), serta mengajarkan
mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah. Maka seorang hamba tidak akan
selamat (dari siksaan neraka) kecuali jika dia (benar-benar) melaksanakan
perintah Allah (dalam ayat ini) pada dirinya sendiri dan pada orang-orang yang
dibawa kekuasaan dan tanggung jawabnya”.
Manfaat Menggemakan Ayat-Ayat
Al-Qur-an Di Rumah
Rumah
yang senantiasa terdengar lantunan ayat-ayat Al-Qur'an
menandakan bahwa rumah tersebut hidup dengan suasana ibadah yang kental.
Seorang suami hendaknya membiasakan diri dan keluarganya untuk membaca
ayat-ayat Al-Qur'an.
Karena rumah yang diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur'an adalah
rumah yang penuh berkah lagi dijauhi dari adanya syaithan yang
menjadi musuh manusia. Rasulullah saw bersabda: "Bacalah surat Al-Baqarah dirumah-rumah
kalian karena sesungguhnya setan itu
tidak masuk ke dalam rumah yang dibaca didalamnya surat Al-Baqarah ."
(HR. Hakim).
Abu
Musa r.a., menyatakan, Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan rumah yang
disebut nama Allah didalamnya, dengan rumah yang tidak pernah disebut nama
Allah didalamnya, seperti orang hidup dan orang mati." (HR. Muslim).
Imam an-Nawawi berkata: “Dalam hadits ini
terdapat anjuran untuk (banyak) berzikir kepada Allah (termasuk membaca
al-Qur-an dan zikir-zikir lainnya) di rumah dan hendaknya rumah jangan
dikosongkan dari berzikir (kepada-Nya)”. Hadits yang mulia ini menunjukkan
bahwa rumah yang selalu disemarakkan dengan bacaan al-Qur-an dan dzikir akan
selalu hidup dan bercahaya, serta menjadi motivasi bagi para penghuninya untuk
giat melakukan ketaatan kepada Allah SWT.
Allah SWT
menjelaskan fungsi diturunkannya al-Qur-an kepada manusia, yaitu sebagai
pemberi kehidupan bagi hati manusia dan sumber cahaya yang menerangi hidupnya.
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Dan
demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya
kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki
dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan
Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (QS
asy-Syuura: 52).
Ketika
menafsirkan ayat ini, Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Ini adalah
(fungsi) al-Qur-an yang mulia, Allah menyebutnya sebagai ruh karena ruh yang
menjadikan tubuh manusia hidup. (Demikian) pula al-Qur-an yang menjadikan hati
dan jiwa manusia hidup, sehingga hiduplah (terwujudlah) dengan al-Qur-an semua
kebaikan (dalam urusan) dunia dan agama, karena di dalamnya banyak kebaikan dan
ilmu yang luas”.
Adapun
diantara manfaat besar bacaan al-Qur-an di rumah adalah untuk mengusir setan
sebagaimana yang telah kita sebutkan, musuh utama yang selalu mengajak manusia
berbuat buruk. Allah SWT berfirman:
Artinya:
Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena
Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS. Faathir: 6).
Rumah
yang tidak dipakai untuk shalat,
membaca Al-Qur'an dan berdzikir,
diibaratkan kuburan, karena setan berani
bebas berkeliaran didalamnya. Sedangkan jika digunakan shalat, dzikir atau
mengaji, setan akan terusir dengan sendirinya. Dalam sebuah hadits shahih
disebutkan:
"Abu Hurairah ra., mengungkapkan, Rasulullah
saw bersabda: 'Janganlah engaku jadikan rumahmu (seperti)
kuburan (dengan tidak pernah mengerjakan shalat dan membaca al-Qur’an di
dalamnya), Sesungguhnya setan lari
dari rumah yang didalamnya dibaca surat Al-Baqarah." (HR.
Muslim).
Perintah Shalat
Shalat
merupakan bentuk ungkapan penghambaan diri kepada Sang Khalik. Ia sebagai tali
penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dengan demikian, jika Nabi saw
melakukan mikraj untuk menerima perintah shalat, kini bagi kaum Muslim shalat
sebagai sarana mikraj ke haribaan Allah SWT.
Dalam
perjalanan Isra dan Mi’raj, Nabi saw menerima perintah shalat dari Allah SWT
secara langsung tanpa melalui perantara malaikat. Ibnu Hazm dan Anas bin Malik berkata, Nabi saw
bersabda:
“Allah SWT mewajibkan shalat atas umatku 50 kali
sehari semalam. Maka aku turun membawa perintah itu. Ketika sampai di hadapan
Musa, ia bertanya kepadaku, “Apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu untuk
dilaksanakan umatmu?”
Jawabku, “Allah SWT mewajibkan shalat 50 kali.”
Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, karena umatmu tidak akan sangup
melaksanakannya.” Maka kembalilah aku kepada Tuhanku, lalu
dikuranginya sebagian. Kemudian aku kembali kepada Musa dan berkata, “Allah
mengurangi seperdua.”
Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu
tidak akan sangup melaksanakannya.” Kembalilah aku kepada Tuhanku. Lalu Allah
mengurangi pula seperdua. Sesudah itu aku kembali pula mengabarkannya kepada
Musa.
Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu
tidak akan sanggup melaksanakannya.” Maka kembali pula aku kepada Tuhanku.
Kemudian Allah SWT berfirman, “Walaupun lima, namun lima puluh juga. Putusan-Ku
tidak dapat dirubah lagi.”
Maka aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa.
Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu.” Jawabku, “Malu
aku kepada Tuhanku.” (HR Bukhari).
Itulah
prosesi penerimaan perintah shalat lima waktu yang diterima oleh Nabi SAW.
Meskipun lima kali namun nilainya sama dengan 50 kali, Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya ibadah shalat bagi kehidupan kaum Muslimin.
Mencintai Allah SWT,
Ikuti Rasulullah SAW
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Ali Imran (3): 31
Artinya:
Katakanlah (Hai Muhammad kepada umatmu): "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Apa yang dinginkan Allah SWT
kepada kita sebagai manusia, hamba Allah SWT ?
Yang diinginkan oleh Allah SWT
kepada kita sebagai manusia ciptaan-Nya adalah;
Mencintai Allah dan selalu ingat (berdzikir) kepada Allah, sehingga
beribadah hanya kepada Allah SWT.
Dan Allah SWT menegaskan, kalau
benar-benar mencintai Allah SWT, maka harus mengikuti Rasulullah SAW, sehingga
mendapatkan keampunan dan kasih sayang Allah SWT. Karenanya, disamping
berdzikir kepada Allah SWT juga bersalawat atas Rasulullah SAW.
Hamba Allah: Diperintahkan
Untuk Ber-Dzikir Dan Bersalawat Sebanyak-Banyaknya
Hamba Allah SWT., yang selalu berdzikir
sebagai bentuk cintanya kepada Allah SWT. Mencintai Allah SWT juga diikuti
dengan mencintai orang yang dicintai oleh Allah SWT, yaitu Muhammad Rasulullah
SAW. Karena cinta kita kepada Allah SWT, maka
banyak berdzikir kepada-Nya, karena
kita cinta akan Rasulullah SAW, maka
banyak menggemakan salawat atas Rasulullah SAW, hal yang demikian adalah sebagai
wujud bukti cinta kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dzikir merupakan manifestasi
dari cinta kepada Allah SWT dan salawat adalah manifestasi dari cinta kepada
Muhammad Rasulullah SAW. Orang yang mencintai terhadap sesuatu atau pasangannya,
maka tentu ia akan selalu menyebut-nyebut orang yang dicintainya atau banyak
mengingat kepadanya, dan juga selalu mengikuti apa yang diinginkan oleh orang
yang dicintainya itu.
Adapun perintah untuk berdzikir
sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT tercantum dalam Al-Qur’an, Surah Al-Ahzab
(33): 41, seperti dikutip dari Kitab Khusnul Muslim, Syekh DR Said bin Ali bin
Wahf Al-Qathani, Bab Keutamaan Dzikir, dan Imam Abu Zakariya, Yahya bin Syaraf
an-Nawawi dalam Kitab Riyadhus Sholihin
yakni:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Q.S.Al-Ahzab (33): 41.
Dengan banyak berdzikir kepada Allah
SWT, maka tentunya beribadah juga hanya kepada Allah SWT, dan tidak mungkin
kepada yang lain selain-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
Artinya:
Katakanlah (Hai Muhammad kepada Ummatmu): Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam. (Q.S. Al-An’am
ayat: 162).
Dzikir dan salawat sangat erat hubungannya dan dalam aktifitasnya,
bisa dilaksanakan secara bersama-sama. Berdzikir kepada Allah SWT, dengan
dzikir yang sebanyak-banyaknya (dzikran
katsiran), dzikir yang sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Rasulullah
SAW, bahwa Dzikir yang paling utama adalah Laa
ilaaha illallaah. Setelah menyebut Laa ilaaha illallaah diikuti dengan pembacaan salawat atas
Rasulullah SAW. Demikian pula ketika bersalawat atas Rasulullah SAW, dalam
bentuk kegiatan maulid habsyi misalnya, maka bisa pula disertakan dengan dzikir
kepada Allah SWT, yaitu dengan sebutan Laa
ilaaha illallaah dan dengan menyebut Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab (33) Ayat 56 :
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi [1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230].
[1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah
berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari
orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan
perkataan: Allahuma shalli ala Muhammad.
[1230] Dengan mengucapkan Perkataan seperti: Assalamu'alaika
ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.
Berkenaan
dengan perintah untuk bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya banyak terdapat
petunjuk dari hadits-hadits shahih seperti yang diriwayatkan oleh Imam
At-Tirmidzi, Imam Muslim, Imam Abu Daud, An-Nasa’I dan Al-Hakim, sebagaimana
disampaikan oleh Syekh DR. Said bin Ali bin Wahf Al-Qathani dalam Kitab Khusnul Muslim, terbitan Saudi
Arabia, dan juga hadits yang disampaikan oleh Imam Abu Zakariya, Yahya bin
Syaraf an-Nawawi dalam Kitab Riyadhus
Sholihin, Buku 2, tentang membaca shalawat untuk Rasulullah SAW, seperti;
1)
Rasulullah SAW
bersabda: “Apabila suatu kaum duduk di
suatu majlis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca salawat
kepada Nabi-Nya, niscaya mereka mendapat sesuatu yang tidak disenangi dari
Allah. Apabila Allah berkehendak, maka Dia (Allah) akan menyiksa mereka, dan
apabila tidak, Allah akan mengampuni dosa mereka.” (HR. At-Tirmidzi: 3/140) Said bin Ali bin
Wahf Al-Qathani dalam Bab. Keutamaan Berdzikir.
2)
Baca: Allahumma sholli wa sallim ‘alaa nabiyyina Muhammadin. “Siapa yang
bersalawat kepadaku saat pagi sepuluh dan sore sepuluh kali, maka dia akan
mendapatkan syafa’at ku pada hari kiamat.”
(Hadits Riwayat Imam Thabrani melalui dua sanad, salah satunya baik/shahih.
Lihat Majma’uzzawa’id: 10/ 120, dan Shahih Targhib wat Tarhib: 1/ 273) Syekh
DR. Said bin Ali bin Wahf Al-Qathani No. 98.
3)
Rasulullah SAW
bersabda: “Barang siapa yang membaca
salawat kepada ku sekali, Allah akan memberikan balasan salawat kepadanya
sepuluh kali”. (H.R. Muslim: 1/288) Syekh DR. Said bin Ali bin Wahf Al-Qathani
No.219.
Dan Imam Abu Zakariya, Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam Kitab Riyadhus Sholihin, Buku 2,
mengemukakan hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim ini, berasal dari sahabat
‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash r.a. bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “Barang siapa yang membacakan satu kali shalawat untukku, maka Allah
akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya”.
4)
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu menjadikan
kuburanku sebagai hari raya, dan bacalah salawatmu kepadaku, sesungguhnya
bacaan salawatmu akan sampai kepadaku, dimana saja kamu berada. (H.R.
Abu Dawud: 2/218, Ahmad: 2/367, dan Al-Albani menyatakan, hadits tsb, shahih
dalam Shahih Abi Dawud: 2/383) Syekh DR. Said bin Ali bin Wahf Al-Qathani
No.220.
5)
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebut, dia tidak membaca
salawat kepadaku”. (HR. At-Tirmidzi: 5/551, begitu juga imam hadits yang lain,
lihat Shahihul Jami’: 3/25, dan Shahih At-Tirmidzi: 333/177) Syekh DR. Said bin
Ali bin Wahf Al-Qathani No.221.
6)
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang senantiasa berkeliling di bumi
yang akan menyampaikan salam kepadaku dari umatku”. (H.R. An-Nasa’I, Al-Hakim:
2/421. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih An-Nasa’i: 1/274) Syekh DR. Said
bin Ali bin Wahf Al-Qathani No.222.
Dengan
demikian dapat disimpulkan, sebagai hamba Allah SWT dan umat Nabi Muhammad
Rasulullah SAW, kita berkewajiban untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Tekun dan gemar menggemakan ayat-ayat Al-Qur-an
- Banyak berdzikir kepada Allah SWT dan bersalawat kepada Rasulullah SAW
- Mentaati segala perintah Allah dan Rasul-Nya
- Beribadah hanya kepada Allah SWT dengan mentauladani Rasulullah SAW.
Penutup
Seorang
kepala keluarga berkewajiban untuk mengajak anggota keluarganya mengerjakan
kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT, terutama ketika mereka berada di rumah,
termasuk yang paling utama di antaranya adalah memotivasi mereka untuk gemar
dan tekun menggemakan ayat-ayat Al-Qur-an
di rumah.
Rumah
yang senantiasa terdengar lantunan ayat-ayat Al-Qur'an
menandakan bahwa rumah tersebut hidup dengan suasana ibadah yang kental.
Seorang suami hendaknya membiasakan diri dan keluarganya untuk membaca
ayat-ayat Al-Qur'an.
Karena rumah yang diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur'an adalah
rumah yang penuh berkah lagi dijauhi dari adanya syaithan.
والسلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
REFERENCE
Azizy, A. Qodri A., 2003, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial, Semarang, PT. Aneka
Ilmu.
Ahmadi,Abu-Salimi,Noor,2008, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT. Bumi Aksara.
Fathoni, M. Kholid, 2005, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional, Jakarta, Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam (sekarang Dirjen Pendidikan Islam) Departemen
Agama.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Kitab Sabilal Muhtadin,
Semarang, Maktabah Karya Thoha Putra.
Tim, 2005, Ensiklopedi
Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Houve.
Tim, 2005, Ensiklopedi
Al-Qur’an, Buku 1, Jakarta, PT. Kharisma Ilmu.
http://chariz38.yu.tl/5-manfaat-membaca-dan-mengamalkan-al-qur.xhtml
http://ziemensislam.blogspot.
com/p/keutamaan-shalat-fhardu.html