SUNNAH RASULULAH SAW
MANTAPKAN TAWAKKAL
Berdo’a dan Berusaha
OLEH:
DR. KH. AHMADI H. SYUKRAN NAFIS, MM
Pendahuluan
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدّنيا والدّين. والصّلاة والسّلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وأصحابه أجمعين. اشهدأن لاإله إلاّ الله وحده لاشريك له ألملك الحق المبين.
وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله صادق الوعدالأمين.
اللهمّ صلىّ وسلّم وبارك على سيّدنا محمد وعلى ال سيّدنا محمّد وعن كلّ صحابة رسول الله أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أمّا بعد .
Yang Mulia; Para Alim Ulama, umara, guru-guru
agama, ustadz- ustadzah,bapak-bapak, Ibu-ibu, saudara-saudaraku, anak-anaknda,
cucu-cucunda; para santri, pelajar, mahasiswa dan generasi muda serta muslimin
dan muslimat yang berbahagia.
Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadhirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian.
Salawat
dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
beserta para sahabat, keluarga beliau, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan ketetapan iman dan takwa kita kepada Allah
SWT. Dan sebagai bukti kita ber-iman dan bertakwa adalah dengan melaksanakan
perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, serta menjauhi larangan-Nya.
Tawakal, berdoa dan berusaha adalah bekal yang sangat diperlukan oleh
setiap insan yang beriman karena hidup di dunia ini tidak selamanya akan
berjalan mulus dan menyenangkan. Dalam kehidupan duniawi kita semua pasti
akan mendapatkan cobaan yang harus dilalui karena kehidupan di dunia ini
bukanlah akhir episode perjalanan manusia. Namun, apakah dengan adanya berbagai
macam kesulitan hidup itu berarti kita harus pasrah, pesimis, apatis, dan tanpa
usaha?
Tawakal itu berarti berusaha bersungguh-sungguh dengan sebaik
mungkin, kemudian menyerahkan segala keputusan dan urusan kepada Allah, tuhan
yang berkuasa atas segala sesuatu termasuk pada diri kita sebagai hamba-Nya.
Tiada sesuatupun yang terlepas dari perhatian dan ketentuan-Nya. Seorang mukmin
pastilah yakin dan tunduk atas kenyataan bahwa "Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya)." Ar-Ra'du:2.
Perintah Untuk Bertawakkal
Kepada Allah SWT
Tawakkal merupakan
perbuatan terpuji yang berdampak dalam pembentukan karakter yang baik, sebagai
pengamalan ajaran Islam dan proses pendidikan agama Islam, dengan budi pekerti
luhur dan akhlak mulia.
Orang
yang tawakkal, tidak sombong, tidak merasa sok kuasa, tidak menganggap dirinya saja
yang hebat sehingga semua usahanya merupakan hasil kerjanya sendiri, namun
sebaliknya orang yang tawakkal tidak akan mudah putus asa, dan tidak menjadikan
orang malas dalam berusaha, berikhtiar dan bekerja. Sebab, orang yang tawakkal,
berarti berserah diri kepada Allah SWT, dengan berdo’a, memohon kepada Allah
SWT dengan penuh harap dan rendah hati, serta diiringi dengan berbuat, berusaha
dan berikhtiar untuk mencapai apa yang diinginkan dan dikehendaki, atau yang dicita-citakannya.
Dalam
ajaran Islam, berperilaku “Tawakkal” diperintahkan oleh Allah SWT dan
Rasulullah SAW., sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an maupun dalam
hadits-hadits Rasulullah SAW yang disampaikan oleh para sahabat dan pengikut
beliau, tabi’in dan tabi’it-tabi’in serta para ulama dan guru-guru agama,
hingga sampai kepada kita.
Dalam kehidupan
sehari-hari, banyak kita jumpai dalam kenyataannya di masyarakat, banyak orang
mengartikan Tawakkal adalah berserah diri kepada Allah SWT, dengan berdo’a saja,
tanpa berusaha dan tidak perlu berikhtiar, atau tidak perlu bekerja, akibatnya
orang Islam banyak yang sengsara, banyak yang miskin, banyak yang hanya
mengharapkan belas kasihan orang lain, banyak tidak mempunyai penghasilan
tetap, banyak yang meminta-minta, dan menjadi malas bekerja.
Karena berpikiran, dengan tawakkal, berserah diri
kepada Allah SWT, tidak perlu berusaha dan cukup berdo’a saja, maka
megakibatkan tidak ada motivasi untuk hidup maju dan tidak ada keinginan
bekerja keras dalam hidup.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an.
ö@2uqs?ur n?tã ÇcyÛø9$# Ï%©!$# w ßNqßJt ôxÎm7yur ¾ÍnÏôJpt¿2 4 4xÿ2ur ¾ÏmÎ/ É>qçRäÎ/ ¾ÍnÏ$t6Ïã #·Î7yz
“Dan
bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya.” Q.S. Al-Furqan ( 25 ): 58.
Menurut ahli tafsir,
ayat tersebut di atas, memerintahkan kepada manusia agar bertawakkal kepada
Allah SWT, Tuhan Yang Hidup Kekal, tidak mati, Tuhan seru sekalian alam,
berserah diri kepada-Nya dan bersabar dalam segala musibah yang menimpa
dirinya. Tuhanlah yang memberikan kecukupan kepada manusia, yang menyampaikan
kepada tujuan kebahagiaan.
Dalam ayat itu juga,
manusia diperintahkan juga untuk bertasbih dengan memuji Allah SWT,
mensucikan-Nya dari segala sekutu, anak, isteri, dan segala sifat yang tidak
pantas, seperti yang dituduhkan kaum musyrikin kepada Allah SWT.
Dijelaskan oleh
ahli tafsir, bahwa; Perintah Allah SWT untuk bertawakkal kepada-Nya, bukan
berarti bahwa manusia tidak perlu berusaha lagi, atau tidak perlu memikirkan
sebab-sebab yang menimbulkan usaha itu, tetapi maksudnya ialah agar manusia
menyerahkan kepada Allah SWT segala sesuatu yang telah diusahakannya.
Dalam ayat tersebut
pula Allah SWT memerintahkan supaya bertawakkal hanya kepada-Nya Yang Maha
Hidup, karena semua makhluk akan mati, maka tidak patut bertawakkal kepada
selain Allah SWT. hanya Allah SWT Yang Maha Hidup, Kekal, yang mengetahui
segala amal perbuatan dan dosa-dosa hamba-Nya dan yang mampu memberikan balasan
amal-amalnya. Amalan yang baik dibalas dengan pahala, dan amalan yang buruk
dibalas dengan siksa. (Kemenag RI., 2012, Al-Qur’an
dan Tafsirnya, Jilid 7, Dirjen Bimas Islam,Hal. 40-41).
Dalam ayat lainnya Allah
SWT memerintahkan kepada para hamba-Nya agar bertawakal semata-mata hanya kepada-Nya.
firman Allah SWT:
cqä9qà)tur
×ptã$sÛ
#sÎ*sù
(#rãtt/
ô`ÏB
x8ÏYÏã
|M¨t/
×pxÿͬ!$sÛ
öNåk÷]ÏiB
uöxî
Ï%©!$#
ãAqà)s?
(
ª!$#ur
Ü=çGõ3t
$tB
tbqçGÍhu;ã
(
óÚÍôãr'sù
öNåk÷]tã
ö@©.uqs?ur
n?tã
«!$#
4
4s"x.ur
«!$$Î/
¸xÏ.ur ÇÑÊÈ
“Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan:
"(Kewajiban Kami hanyalah) taat". tetapi apabila mereka telah pergi
dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil
keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang
mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan
tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung”.(QS.An Nisa’ [4]:)
81).
Tawakkal, Sebagai
Prinsip dan Sikap Hidup Yang Harus Menjadi Pegangan Orang Yang Beriman
Allah
SWT memerintahkan kepada umat Nabi Muhammad SAW untuk bertawakkal kepada Allah
SWT. dan dalam ayat dan surah yang lain, Allah SWT berfirman juga menganjurkan
bagi orang-orang yang mukmin atau orang-orang yang beriman agar bertawakkal
kepada Allah SWT.
…
4
n?tãur
«!$#
È@2uqtGuù=sù
cqãYÏB÷sßJø9$#
ÇÊÊÈ
“…
Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.” Q.S.
Ibrahim ( 14 ): 11.
Menurut ahli
tafsir, ayat ini menunjukkan, bahwa; Tawakkal adalah merupakan suatu prinsip
dan sikap hidup yang harus menjadi pegangan bagi setiap orang yang beriman,
apabila mereka sudah melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya. (Kemenag
RI., 2012, Al-Qur’an dan Tafsirnya,
Jilid 5, Dirjen Bimas Islam,Hal. 133).
Karenanya,
Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya untuk tawakkal kepada Allah
SWT., dan telah mencontohkannya. Banyak hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang
menganjurkan untuk tawakkal ini, yaitu diantaranya:
1)
Dalam sebuah hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi dan lain-lainnya, dari Ummul Mu'minin
Ummu Salamah dan namanya sendiri adalah Hindun binti Abu Umayyahyaitu Hudzaifah
al-Makhzumiyah r.a., bahwasanya Nabi Muhammad SAW itu apabila keluar dari
rumahnya, bersabda - yang artinya:
"Dengan
menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah." Ya Allah,
sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu kalau-kalau saya sampai tersesat
atau disesatkan, tergelincir - dari kebenaran - atau digelincirkan, menganiaya
atau dianiaya, menjadi bodoh - tidak mengerti sesuatu - ataupun dianggap bodoh
oleh orang lain atas diriku." (H.R Abu Dawud, At-Tirmidzi dan
lain-lainnya dengan sanad-sanad yang shahih). At-Tirmidzi berkata bahwa ini
adalah Hadits hasan shahih. Hadits di atas adalah menurut lafaznya Imam Abu
Dawud.
2)
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi
dan Nasa'i serta lain-lainnya, dari Anas r.a. katanya Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Barangsiapa
yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya: Bismillah,
tawakkaltu 'alallaah walaa haula walaa quwwata illabillaah- artinya: Dengan
menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah dan tiada daya serta tiada
kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, maka kepada orang itu
dikatakanlah: "Engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi
keperluanmu, jika telah diberi penjagaan. Syaitanpun menyingkirlah dari orang
tersebut."
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi
dan Nasa'i serta lain-lainnya).
At-Tirmidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan. Abu Dawud menambahkan lalu berkata:
"Bahwa syaitan yang satu berkata kepada syaitan lainnya: "Bagaimana engkau dapat
menggoda orang yang telah diberi petunjuk, telah dicukupi dan telah pula diberi
penjagaan."
Dengan demikian,
menurut hadits ini, dijelaskan, bahwa; Orang yang tawakkal, berserah diri
kepada Allah SWT termasuk orang yang mendapat petunjuk, orang yang dicukupi
oleh Allah SWT keperluannya, dan orang yang diberikan penjagaan oleh Allah SWT sehingga
sulit bagi setan untuk menggoda orang yang tawakkal kepada Allah SWT.
Bagaimana Kalau
Orang Sudah Tawakkal, Berserah Diri Kepada Allah SWT., Merasa Tidak Perlu
Berusaha, Tapi Cukup Berdo’a Saja?
Tidak benar, dan
tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW kalau orang sudah bertawakkal,
berserah diri kepada Allah SWT merasa tidak perlu berusaha lagi, tapi cukup berdo’a
saja. Sebab, tawakkal dalam ajaran Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah
SWT., diiringi dengan do’a dan ikhtiar atau usaha. Bukan tidak berusaha atau
tidak berikhtiar. Kita berserah diri kepada Allah SWT setelah berusaha, bekerja
dan berikhtiar sebagaimana mestinya, yang disertai dengan do’a.
Diceritakan dalam Hadits Rasulullah SAW:
1.
Pernah terjadi di zaman Rasulullah
SAW., ada seorang sahabatnya yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada
sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain-lain, lalu ditinggalkannya.
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5pTsHQkd2nmUGayRlGkhuyz0_yBPLjS422WQuKBLSqRJ1hyphenhyphenClU0ll7oMGU5ZT4cROEIeL1GTwMzcWMbwuXsTpDh7YoS-y3JVVBqA6acUIw_IyD-3FQN4oPQBxANwv2w4XWnWhryQfXXEt/s320/dv1715020.jpg](file:///C:\Users\abdi\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Dengan demikian berarti,
tawakkal tanpa usaha lebih dahulu adalah
salah dan keliru menurut pandangan Islam. Jikalau kita sudah dapat meletakkan
arti tawakkal pada garis yang sebenarnya, maka dapat dipastikan kita tidak akan
kekurangan rezeki, sebab Allah SWT akan menjamin bahwa kita akan diberi bagian
rezeki kita masing-masing sebagaimana halnya burung yang pergi pagi-pagi dalam
keadaan kosong perut, sedang pada sore harinya telah menjadi kenyang.
2.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Tirmidzi, dari Umar r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda:
"Andaikata
engkau sekalian itu suka bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya
tawakkal, niscayalah Dia akan memberikan rezeki padamu sekalian
sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada
burung. Pagi-pagi burung-burung berperut kosong dan sore-sore kembali dengan
perut penuh berisi. (Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa
ini adalah Hadis hasan).
Sebagian ahli
hadits, mengemukakan, makna hadits tersebut ialah, bahwa burung-burung itu pada
permulaan hari siang, yakni mulai pagi harinya sama pergi dalam keadaan khimash, artinya kosong perutnya, sebab
lapar, sedangkan pada akhir siang, yakni pada sore harinya sama kembali dalam
keadaan bithaan, artinya perutnya
penuh sebab kenyang. Inilah tanda tawakkalnya burung pada Allah SWT.
Selain
itu, Allah berfirman bahwa sifat-sifat kaum mu'minin itu di antaranya ialah
selalu bertawakkal kepada Allah SWT., dengan pengertian tawakkal yang tidak
disalah-artikan, yakni berserah diri kepada Allah SWT namun dengan melupakan
usaha dan tidak melakukan ikhtiar, atau tidak bekerja dan tidak berbuat.
Firman Allah SWT dalam Al-qur’an:
$yJ¯RÎ)
cqãZÏB÷sßJø9$#
tûïÏ%©!$#
#sÎ)
tÏ.è
ª!$#
ôMn=Å_ur
öNåkæ5qè=è%
#sÎ)ur
ôMuÎ=è?
öNÍkön=tã
¼çmçG»t#uä
öNåkøEy#y
$YZ»yJÎ)
4n?tãur
óOÎgÎn/u
tbqè=©.uqtGt
ÇËÈ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman (yang sempurna imannya) ialah mereka yang bila disebut
nama Allah (Yaitu, menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakan Allah
SWT) maka gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya maka bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” Q.S.
Al-Anfal (8): 2.
Mengapa
Kita Diperintahkan Untuk Bertawakkal, Apabila Telah Membulatkan Tekad?
Allah SWT
memerintahkan kepada umat Nabi Muhammad SAW agar bertawakkal kepada Allah SWT
apabila sudah membulatkan tekad terhadap sesuatu urusan, karena Allah SWT
menyukai orang-orang yang bertawakkal. Karena kalau orang betawakkal kepada
Allah SWT., maka berarti orang itu telah berserah diri kepada Allah SWT.,
dengan terlebih dahulu berusaha, beriktiar, berbuat, bekerja dan diiringi
dengan berdo’a.
Firman Allah SWT dalam Al-qur’an:
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 (
öqs9ur |MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ÍöDF{$# (
#sÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4
¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (Yaitu; urusan
peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,
kemasyarakatan dan lain-lainnya). Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Q.S. Ali-Imran ( 3 ) : 159.
Orang
Tawakkal Tidak Takut Kehilangan Rezki Atau Kesempatan
Bagi orang yang
bertawakkal kepada Allah SWT,. tidak akan merasa takut, kalau mereka sudah
membulatkan tekadnya maka berserah diri kepada Allah SWT, dengan diiringi usaha
dan do’a.
Firman Allah SWT dalam Al-qur’an:
çmø%ãötur
ô`ÏB
ß]øym
w
Ü=Å¡tFøts
4
`tBur
ö@©.uqtGt
n?tã
«!$#
uqßgsù
ÿ¼çmç7ó¡ym
4
¨bÎ)
©!$#
à÷Î=»t/
¾ÍnÌøBr&
4
ôs%
@yèy_
ª!$#
Èe@ä3Ï9
&äóÓx«
#Yôs%
ÇÌÈ
“Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” Q.S. At-Thalaq (65): 3.
Dalam
sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Ibnu
Abbas radhiallahu 'anhuma juga bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda - dalam
berdoa: "Ya Allah, kepada-Mu lah saya menyerahkan diri, dengan-Mu saya beriman, atas-Mu saya
bertawakkal, ke hadhirat-Mu saya bertaubat, dengan-Mu saya berbantah -
menghadapi musuh-musuh agama."
"Ya Allah,
saya mohon perlindungan dengan kemuliaan-Mu, tiada Tuhan melainkan Engkau,
kalau sampai Engkau menyesatkan diriku. Engkau Maha Hidup yang tidak akan mati,
sedangkan semua jin dan manusia pasti mati."
(H. R. Muttafaq 'alaih, Hadis di atas itu
menurut lafaz Imam Muslim dan diringkaskan dalam lafaz Imam Bukhari.
Dalam
sebuah hadits shahih yang lainnya, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu
Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Masuklah ke dalam syurga itu para
kaum yang hatinya seperti hati burung." (Hadits Riwayat Muslim) .
Artinya kata-kata
di atas itu disebutkan: Bahwasanya mereka itu sama bertawakkal. Juga dapat
diartikan: bahwasanya hati mereka itu lemah lembut.
Tidak Ada Alasan Untuk
Tidak Tawakkal
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
$tBur !$oYs9 wr& @2uqtGtR n?tã «!$# ôs%ur $uZ1yyd $oYn=ç7ß 4 cuÉ9óÁuZs9ur 4n?tã !$tB $tRqßJçF÷s#uä 4 n?tãur «!$# È@©.uqtGuù=sù tbqè=Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊËÈ
“Mengapa
kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan
kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan
yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang
bertawakkal itu, berserah diri". Q.S. Ibrahim ( 14 ): 12.
Menurut ahli tafsir,
dalam ayat ini diterangkan penegasan para rasul Allah SWT kepada umat mereka,
bahwa bagi mereka tidak ada alasan sama sekali untuk tidak bertawakkal kepada
Allah SWT. Karena Allah SWT telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya yang banyak
sekali kepada mereka.
Diantara rahmat dan
nikmat-Nya, ialah bahwa Allah SWT telah menunjukkan jalan yang lurus, yang
mengantarkan kepada cahaya iman, sehingga memperoleh ridha Allah SWT di dunia
dan akhirat.
Oleh karena itu,
mereka menghadapi semua ancaman umat mereka, dengan kesabaran dan keuletan
serta tawakkal kepada Allah SWT., Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya kepada Allah SWT
sajalah orang-orang mukmin bertawakkal dan berserah diri. Dan mereka tidak
merasa gentar ataupun takut terhadap ancaman orang-orang yang tidak beriman,
karena segala sesuatu di alam ini tunduk dan patuh di bawah kekuasaan Allah
SWT. (Kemenag RI., 2012, Al-Qur’an dan
Tafsirnya, Jilid 5, Dirjen Bimas Islam,Hal. 133).
PENUTUP
Tawakkal adalah
menetapkan hati kepada Allah atas segala apa yang berlaku. Kita percaya dan
yakin dengan sebenar-benarnya bahwa hanya Dia yang berkuasa memberi manfaat dan
memberi mudharat. Kita juga yakin dengan sebenar-benarnya Dia yang mengatur setiap kejadian. Namun, berserah diri kepada Allah perlulah
disertai dengan usaha dan do’a.
Tawakkal bukanlah hanya
duduk manis sambil menupang dagu ke lutut. Tawakkal bukan seperti rerumputan
yang bergoyang apabila disentuh angin atau diam tidak bergerak setelah angin
berlalu. Tidak juga tunduk berada di zona nyaman. Bukan begitu, melainkan kita harus memantapkan tawakkal,
keluar dari zona nyaman untuk berusaha mencari rahmat dan meraih karunia Allah
SWT, dunia dan akhirat.
Akhir kalam; Mohon maaf dan mohon ke-relaan-nya kepada semua
pihak, atas hal-hal yang kurang berkenan dan atas partispasinya dalam
penerbitan media ini. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa dan
menerima amal ibadah kita semua. Amin. Terimakasih.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
REFERENCE
Bukhari, Imam, Pengarang Kitab Hadits
Shahih, Ringkasan hadts Shahih Imam
Bukhari,
Program Sofyan
Efendi (credit goes to him @ http://opi.110mb.com/).
Departemen Agama RI (sekarang Kemenag), 2008, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
CV. Ferlia Citra Utama.
Kemenag RI, 2012, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta, Dirjen Bimbingan
masyarakat Islam, Direktorat
Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
Kemenag RI, 2008, Tafsir Al-Qur’an Tematik, Membangun Keluarga
Harmonis.
Tim, 2005, Ensiklopedi
Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Houve.
Tim, 2005, Ensiklopedi
Al-Qur’an, Buku 1, Jakarta, PT. Kharisma Ilmu.
http://doktermuslim.wordpress.com/2010/01/04/tawakal-kepada-alloh/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar